Mensyukuri Masakan Kiriman Seseorang


Saat seseorang memberikan makanan yang ia masak padamu, jangan pernah kita sekalipun mengeluh, terlepas bagaimana rasanya: hambar, keasinan, tidak enak, atau rasa yang dulu pernah ada.

Ia sudah memasak dengan sepenuh jiwa raga, mengorbankan uangnya, membuang waktunya yang berharga, bahkan mengorbankan perasaan dan harga dirinya jika nanti dianggap masakannya dianggap buruk atau tidak sedap.

Konon, katanya makanan mengandung filosofi kehidupan, seseorang yang memberi makanan kepada kita pastilah orang yang sangat baik, ia tidak ingin kita kelaparan, bahkan memasukkan berbagai bahan bergizi dan penuh nutrisi agar kita selalu sehat. Bebeda kalau yang masak adalah racun, kan itu tidaklah mungkin, kecuali kalau kita adalah pejuang Hak Asasi Manusia (HAM), seperti Munir misalnya.

Nah, oleh karenanya jangan pernah mengeluh saat seseorang memasak untukmu, yang mesti kita lakukan adalah bersyukur bagaimanapun rasanya. Bersyukur bahwa seseorang begitu perhatian, bersyukur kita bisa mengenyangkan cacing di perut, bersyukur bisa menambah gizi.

Jika makanan itu diperoleh dari harta baik lagi halal, dan ia memberikannya dengan ikhlas, maka keberkahannya pun berganda. Bahkan kata Imam Asy-Syafii, "Makanan orang shaleh adalah obat".

Tahu, kan? Tidak mudah bagi seseorang untuk memasak bagi orang lain, apalagi bagi seorang perempuan. Banyak sekali hal yang ia pikirkan tentang makanannya.

Oleh karena itu, jika memang tidak suka, Kamu boleh memberi makanannya padaku, plus berikan juga nomor hp-nya kalau ia perempuan. Walau tidak pandai, aku juga ingin memasak sesekali untuknya, kalau bisa selamanya pun enggak apa-apa. 😅
Cara terbaik bersyukur atas masakan seseorang adalah dengan mengucapkan hamdallah, menikmatinya, lalu berterima kasih, agar besok-besok ia mau memasak lagi.😅

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »