sileas.wordpress.com |
Israel menutup kawasan mesjid Al Aqsa dan melarang warga Muslim Palestina shalat Jumat di mesjid suci tersebut, Jumat (14/7/2017). Penutupan mesjid ini menandai kali kesekian Israel membatasi dan menghalangi Muslim Palestina untuk menunaikan shalat Jumat di Masjid Al Aqsa.
ENTAH berapa sering Al Aqsa memohon belas kasihan Allah. Belas kasihan Allah menyusup lewat doa-doa umat dunia. Al Aqsa berharap rasa simpati dan kasihan pemimpin Arab. Namun apalah daya, bagi mereka Palestina dan Al-Aqsa hanyalah omong kosong yang tak berharga. Terpinggirkan dengan isu-isu perebutan minyak dan tahta.
Sampai hari ini kita sama sekali tidak ingat bahwa Palestina pernah hidup tenang, damai. Sejak Israel diploklamirkan sebagai sebuah negara 1948, Palestina tak pernah damai--bahkan jauh sebelum itu. Mereka tak pernah lagi menghirup udara segar. Palestina hanya bernafas terengah-engah di bawah pijakan keji Israel. Palestina memang masih hidup, tapi hati-hati pemimpin Arab telah lama mati. Tenggelam dalam minyak dan ambisi kekuasaan.
Sampai hari ini kita sama sekali tidak ingat bahwa Palestina pernah hidup tenang, damai. Sejak Israel diploklamirkan sebagai sebuah negara 1948, Palestina tak pernah damai--bahkan jauh sebelum itu. Mereka tak pernah lagi menghirup udara segar. Palestina hanya bernafas terengah-engah di bawah pijakan keji Israel. Palestina memang masih hidup, tapi hati-hati pemimpin Arab telah lama mati. Tenggelam dalam minyak dan ambisi kekuasaan.
Pemimpin Arab itu hanyalah para pecundang, doyan perang dan menghancurkan sesama. Jika ada satu pangkalan militer AS, mereka gandakan dua, jika dua mereka tambah tiga, dan sebagainya. Saat pangkalan militer AS bertambah, di waktu yang sama tanah Palestina terus menciut, semakin terjajah, selalu terhina. Para pemimpin Arab hanyalah jahannam dunia bagi sesama saudaranya.
Lihat saja negara pemboikot Qatar! Mereka adalah negara-negara pengecut. Jika saja mereka berhenti memboikot Qatar dan berbalik memboikot Israel, mana mungkin Israel lancang seperti itu. Dan sangat mungkin negeri laknat itu sedang sakratul maut saat ini. Namun, apa yang bisa diharapkan kepada raja dan pemimpin Arab yang sudah menuhankan Amerika? Mereka hanya bisa melihat, menaruh sedikit rasa iba. Masih untung jika mau mengecam. Lebih dari itu...? OMONG KOSONG...!
Kalau sekedar mengecam atau mengutuk, kurasa hantu-hantu film horor Indonesia jauh lebih menakutkan.
Saat ini setan-setan di Jazirah Arab mungkin sedang tertawa lebar, lebih lebar dari tanah-tanah yang direbut Israel saat dunia Arab bungkam. Setan-setan sedang terbahak-bahak menyaksikan Al-Aqsa dilecehkan, saat "mujahidin-mujahidin" kurang kasih sayang itu saling bunuh di Jazirah Arab. Kenapa mereka enggan berjihad di Palestina? Apa di sana tidak ada surga?
Lihat saja Palestina, lihatlah Gaza...! Seperti kota tanpa harapan. Harapan mereka hanyalah kepada Tuhan, kepada Allah. Memang begitulah seharusnya. Berharap kepada raja dan pemimpin Arab? Percuma. Mereka telah menjadi setan dalam wujud manusia, doyan mengerat sesama.
Arab. Mereka dulunya hanyalah sekawanan Badui yang mengembalakan kambing, dan sekarang sedang angkuh membina gedung tinggi menantang langit. Sejatinya pemimpin Arab itu masih Badui yang sama, yang berbeda mereka tidak sedang mengembala kambing tapi merekalah digembalakan layaknya binatang ternak. Dunia Arab adalah ternak lugu Paman Amerika. Mereka patuh apapun kata negara pembuat kerusakan di bumi itu, layaknya keledai. Keledai-keledai Amerika.
Hanya segelintir negara yang memilih anti Amerika, dan seperti yang kita tahu nasibnya: dikucilkan, bahkan dihancurkan sehancur-hancurnya. Mereka yang menolak menjadi keledai binaan memang tak pernah tenang hidupnya, tapi mereka punya harga diri.[]
EmoticonEmoticon