Donor Darah Bersama Zainal Abidin



Imam menjerit genit saat perawat cantik menusuk salah satu jari tanggannya dengan sebuah alat menyerupai pulpen. Setelah itu Imam tersenyum, kakak cantik di depannya itu ikut tersenyum. Aku sangat yakin, jika yang duduk di depannya seorang laki-laki, Imam pasti memasang wajah sangar. Ini hanya modus. Akal-akalan Imam saja. Aku tahu itu! Ini hanyalah tabiat busuk beberapa laki-laki yang terdeteksi berpenyakit buaya darat.

Karena senyum perawat ini jugalah Imam bertekad kuat hendak mendonorkan semua darahnya, bahkan jika perlu seluruh organ tubuhnya diinfakkan, khususnya hati.



"Entah mengapa, melihat senyum ini. Aku ingin segera donor hati. Aku ingin donor tubuhku, An," bisiknya padaku. Kurasa Imam sudah mabuk.

Hari ini, Rumah Sakit Umum Zainal Abidin menyelenggarakan acara Donor Darah Massal dalam rangka menyambut HUT RI ke-72. Aku mengetahui acara ini dari seorang kawan yang bekerja di rumah sakit terbesar dan terlengkap di Aceh ini.

“Bang Farhan, ada acara donor darah massal di ZA, tanggal 1 sampe 3 Agustus. Mulai jam 9 pagi.”

Melihat pesan ini, aku langsung menghubungi Imam Fuadi, ia sangat berazam ingin segera melakukan donor darah. Sama sepertiku, Imam juga sudah cukup lama tidak melakukan donor darah. Ia salah satu yang sudah merasakan nikmat dan segarnya tubuh setelah melakukan donor darah. Donor darah itu seperti menghisap kopi atau rokok, bikin ketagihan. Dan Imam telah merasakan rasa ketagihan itu.

Imam Fuadi dan petugas donor darah.
Saya sangat yakin, senyum inilah yang telah menjerat Imam ketagihan donor darah rutin
(Maaf, bukan senyum laki-laki berseragam putih di sebelahnya. Senyumnya itu pahit sekali.)
Bagi siapa pun yang belum pernah mendonorkan darahnya biasanya terselip rasa khawatir dan was-was: bagaimana sakitnya saat sebuah jarum menusuk pembuluh darah dan menyedot darah dari tubuh, membayangkan sakit tak terkira dan bagaimana jika nanti pingsan? Apakah sakit dan berbahaya?

Jangan takut donor darah. Alhamdulillah dengan proses steril, profesional ditambah senyuman manis dari kakak-kakak PMI, kita akan merasakan sakit. Malahan kita akan merasakan ketagihan untuk terus melakukan donor darah.  

Donor darah tidak sehoror atau seangker itu, tidak sehoror saat kita menyaksikan adegan-adegan film zombie saat menghisap dara korbannya. Tidak seperti itu. Donor darah dilakukan dengan cara profesional dengan mengedapankan aspek kesehatan dan keselamatan jiwa pendonor. Contohnya: sebelum donor, kita akan dicek dan diperiksa dulu, apakah tubuh siap untuk melakukan donor darah. Dan jika tidak siap, petugas dari PMI akan melarangnya.

Tahapan donor darah biasa mengisi formulir pendaftaraan donor yang berisi biodata singkat dan catatan riwayat penyakit, formulir itu nantinya diserahkan kepada petugas di bagian cek dan pemeriksaan—mulai dari pemeriksaan tensi darah hingga kadar hemoglobin.

Saat pemeriksaan inilah Imam menjerit genit saat jarum mungil menusuk salah satu jari tangannya. Di depan kakak ini, Imam terlihat keganjenan, padahal ia hanya ditusuk jarum kecil alat medis untuk mengeluarkan darah.

Darah Imam dicek, diperiksa apakah ia dapat melakukan donor darah saat itu. Bahkan jika saat itu, kakak yang manis ini mengatakan Imam belum cocok untuk donor darah, aku yakin ia akan mengabaikannya. Ia tetap akan memaksakan diri melakukan donor darah, bahkan  mungkin berencana untuk mendonor hatinya. Lemah sekali iman kawanku ini.

Dalam hal mendonorkan perasaan, saat ini Imam belum terkalahkan. Ia hanya kalah oleh nasib beruntung kawan-kawanya yang duluan menikah. itu saja.

“Alhamdulillah, nyoe jeut donor,” kata kakak itu dengan Bahsa Aceh. Aku sempat terkagum, jarang-jarang kulihat dan kudengar perempuan di Banda Aceh, apalagi kerja di sekitar alat-alat medis bertutur Bahsa Aceh. Aku kagum.

Kakak itu tersenyum lembut ke wajah Imam. Manis. Imam tersipu malu. Benar-benar konyol. Ia hampir lupa mengambil kertas formulir yang harus dibawa ke tempat selanjutnya. Tempat pengambilan darah. Di sinilah kita akan dieksekusi, tangan kita akan ditusuk jarum, dan darah akan disedot sekitar 350 cc.

Setelah berbaring di kursi pengambilan darah, petugas donor darah—yang saya kenal bernama Munawir—berbicara banyak hal dengan ramah. Pembuluh darah di lengan kiri saya ditusuk jarum seukuran mata pulpen, rasanya seperti digigit semut (bukan semut raksasa). Darah tersedot, mengalir melalui selang medis transparan yang terhubung ke kantong darah. Kita bisa melihat darah mengalir lancar turun memenuhi kantong darah yang diletakkan di bawah.

Seperti bersedekah, donor darah ini adalah sedekah yang sederhana tapi cukup bermanfaat untuk orang lain: bisa menyelamatkan nyawa orang lain, bisa membantu seseorang berjuang melawan penyakitnya.

Rasa sakit seperti digigit semut dan darah yang disedot dari tubuh kita, hanyalah secuil jika dibandingkan dengan dahsyatnya manfaat yang diperoleh setelah mendonorkan darah. Jika kita googling, kita akan menemukan banyak sekali artikel tentang manfaat donor darah. Mulai dari menjaga kesehatan jantung, membuat darah mengalir lebih lancer, meningkatkan produksi sel darah merah, dan juga sekalian cek kesehatan gratis.

Setelah donor darah selesai dilakukan, darah kita nantinya akan dicek lagi di laboratorium. Ini dilakukan agar darah yang kita donor benar-benar steril dari penyakit yang membahayakan pendonor dan orang yang mendapatkan donor. Jika ada sesuatu yang salah dan berbahaya dengan darah kita, kita pasti diberitahu oleh petugas PMI.

“Apa semua penyakit akan diberitahukan jika darah kita mengandung penyakit?” Tanyaku pada Munawir, petugas yang mengambil darahku.

“Tidak, tidak semua penyakit akan diberitahu. Khusus penyakit berbahaya dan menular seperti Hepatitis B, Hepatitis C, Sipilis, HIV.”

“Oee.. berarti tidak semua. Jika misalnya kita mengidap darah manis berarti tidak akan diberitahu ya?”

“Iya,” Ia mengangguk.

Tidak semua penyakit diberitahukan, hanya penyakit dengan level berbahaya tinggi saja yang akan diberitahukan. Dan jika akan diberitahukan, pastilah prinsip menjaga rahasia pendonor, seperti penyakit HIV. Penyakit-penyakit seperti kekurangan kasih sayang, penyakit jomlo bertahun-tahun, penyakit hidup dalam kesepian, penyakit tidak memiliki kekasih hidup, dan penyakit kekurangan uang, tentu tidak akan terdeteksi di laboratorium canggih Zainal Abidin, apalagi PMI. Untuk penyakit-penyakit seperti itu, kamu harus ke KUA setempat, atau menghubungi biro jodoh terdekat. Hahahaa.

Aku tidak tahu, apakah penyakit kurang kasih sayang yang mengalir deras di darah Imam bisa menular juga ke orang lain. Jika penyakit jenis ini nantinya bisa menular, sebaiknya pihak PMI membatalkan darah kesepian ini untuk didonorkan. Aku hanya tidak bisa membayangkan bagaimana jika orang sakit yang ingin dihibur, malah akan kesepian setelah mendapat donor dari darah "terkutuk"  ini.

Setelah pengambilan darah selesai, kita akan diarahkan ke tempat pengambilan air, kue dan multivitamin. Dan karena hari ini sampai hari Kamis besok merupakan hari donor darah massal, petugas donor darah juga memberikan kami kupon. Kupon ini nantinya akan diundi di hari terakhir (hari Kamis) untuk mendapatkan beragam doorprize yang menarik. 

Sebelum pergi meninggalkan tempat donor darah yang terletak persis di depan Instalasi Transfusi Darah RSUZA, sebuah kalimat yang dipampang di spanduk publikasi donor darah menarik perhatianku. 

“Setiap pendonor adalah pahlawan.”


Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya.(QS. Al-Maidah:32) Donor darah adalah ibadah, banyak yang meyadarinya, tapi tidak banyak yang berani melakukannya. Donor darah adalah sedekah. Sedekah yang sederhana tapi banyak sekali manfaatnya.


Bagi kamu-kamu yang baca ini dan berniat untuk melakukan donor darah di acara Donor Darah Massa di Rumah Sakit Zainal Abidin Banda Aceh, kamu bisa melakukannya besok atau lusa. masih tersisa dua hari lagi. Ada doorprize-nya juga lhoe...!

Atau bagi kamu-kamu yang ingin donor darah, tidak sekarang atau hari ini. Kamu bisa melakukan donor darah di kapanpun kamu mau, PMI Banda Aceh yang berkantor di depan Stadion bola Lampineung terbuka 24 jam. Melayani dengan penuh profesional.[]

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »