Teror yang Membayangi Pengikut Sufi di Timur Tengah

huffingtonpost.com
Mereka disesatkan, dikafirkan, lalu dibantai dengan keji. Dengan teriakan "Allahu Akbar" teroris itu membunuh hamba yang beribadah kepada Tuhan.

Jumat siang (25/11/2017), sebuah bom meledak di samping mesjid ketika jamaah sedang menyelesaikan shalat Jumat. Setelah itu gerombolan teroris menembaki jamaah secara membabibuta, memberondong perluru seperti kesetanan. Bukan seperti, tapi mereka memang setan yang datang ke mesjid bukan untuk menyembah Tuhan, tapi mengabdi pada setan. Aku hanya khawatir, setanpun akan marah jika kita menisbahkan namanya kepada teroris biadab ini. Setan hanya pernah mengganggu orang shalat, tapi tak pernah membantai orang shalat.

Hal yang tak kalah kejinya, kejadian barbar ini bertepatan dengan perayaan maulid Nabi Muhammad Saw. Teroris Sinai yang telah berbaiat kepada jaringan teroris ISIS ini menargetkan sebuah mesjid al-Raudhah, Sinai Utara. Mesjid yang sering dikunjungi oleh para pengikut tarekat sufi. ISIS dan kelompok teroris yang berafiliatif dengannya memang telah menganggap kelompok sufi sebagai musuh aqidah, dianggap kafir.


Mesjid al-Raudhah yang menjadi korban serangan brutal teroris memang terkenal sebagai salah satu mesjid sufi di Sinai. Mesjid ini terletak di jalan internasional al-‘Arisy Bir al-‘Abad. Sampai sekarang korban tewas dalam aksi teror mematikan ini sudah mencapai angka 305 syuhada, dan 109 lainnya luka-luka. 



Jaringan berita almasryalyoum.com menyebutkan aksi teror yang menargetkan pengikut sufi ini bukan pertama kalinya terjadi. Sekitar empat tahun yang lalu terjadi pemboman serupa terhadap makam Syekh Salim Abu Jarir di desa Mazar dan makam Syekh Hamid di Mugharah, Sinai Tengah. Dua-duanya merupakan tokoh ulama besar sufi di Mesir.



Oktober tahun lalu, teroris menculik Syekh Sulaiman Abu Haraz, salah seorang ulama sufi di daerah Sinai. Setelah tiga hari, mereka melepaskan syekh Sulaiman. Namun jahannamnya, bulan berikutnya organisasi teroris di Sinai menerbitkan sebuah video keji. Syekh Sulaiman bersama Syekh Aktavian al-Mansouri disembelih dengan beringas di dalam video dengan tuduhan: sesat, musyrik dan kafir.

Setelah resmi berbaiat kepada jaringan terorisme ISIS Baghdadi, November 2014 silam, sempalan teroris Sinai melakukan perubahan tujuan sistematis. Di antara tujuan operasi teror mereka adalah menargetkan tentara, polisi, orang-orang Kristen, dan pengikut tarekat sufi.

Lutfi Salman, analis terorisme Mesir, dalam elwatannews.com menjelaskan, bagi jaringan teroris, penargetan mesjid sufi memiliki dua dasar logika sederhana. Pertama, terkait doktrin ideologi teroris, dan kedua terkait tujuan organisasi teroris.

Para teroris yang muncul dari pemikiran islam radikal, hampir semuanya menargetkan kelompok sufi. Mereka beranggapan bahwa penganut aliran sufi telah melakukan amalan bid’ah dan terjerumus ke dalam kesyirikan. Penganut sufi diangap telah menjadi kafir, sehingga sangat pantas dilenyapkan dari dunia. 

Pada dasarnya, penduduk Sinai adalah masyarakat yang identik dengan kehidupan tasawuf. Tarekat-tarekat sufi tersebar di Sinai hingga ke banyak suku, qabilah dan masyarakat yang mendiami Sinai. Tak heran jika penduduk Sinai kerap menjadi target serangan teroris.

Tahun lalu majalah “an-Naba” memuat ungkapan kejam dari petinggi teroris Sinai terkait aktifitas tasawuf. “Kami tegaskan kepada seluruh kalangan sufi, para syekh dan pengikut aliran tasawuf di dalam maupun di luar Mesir bahkan kami tidak akan membiarkan adanya tarekat tasawuf di Mesir, khususya di Sinai.”

Masih menurut Lutfi Salman, logika kedua terkait aksi terorisme dari Islam radikal tersebut berkaitan erat dengan tujuan organisasi teroris. Organisasi teroris menargetkan pengikut Islam tasawuf, tentara, polisi, dan masyarakat lain dengan anggapan "musuh dekat", musuh dari dalam yang harus dimusnahkan, dan bukan sebagai "musuh yang jauh". Dengan kata lain, mereka menargetkan masyarakat yang berpotensi menjadi musuh atau lawan dari dalam, baik warga negara maupun polisi dan tentara—yang dianggap sebagai musuh pertama dari Islam.

Hal-hal yang sama juga terjadi di tempat lain seperti yang ditujukan kepada pengikut Islam Syiah di Yaman, Irak dan Suriah, serta orang-orang Kristen Koptik. Hal ini dilakukan untuk menciptakan kekacauan di antara warga negara, keamanan dan situasi politik. 

Penargetan pengikut tasawuf adalah tahap awal dari “managemen kekacauan” yang dilakukan kelompok teroris. Hal ini berarti pelaksanaan operasi terorisme secara sistematis memiliki dampak sosial yang besar, dengan tujuan menciptakan kekacauan. Tujuan akhir dari hal ini adalah cita-cita besar teroris seperti ISIS ini adalah membentuk “kekhalifahan Islam” sesuai pemahaman nafsu nenek lampir mereka.

Konsep "Kafir dan Jihad" yang dipahami kelompok teror ini sulit dipahami bahkan oleh binatang sekalipun. Para gerombolan terkutuk ini tidak membedakan manusia saat melampiaskan nafsu membunuhnya; bayi, anak-anak, wanita, orang tua, Islam, Kristen, semua dibantai. Mereka juga tidak cukup jantan berhadapan dengan amunisi tentara, sehingga lebih berani menyerang rumah ibadah seperti gereja dan mesjid. Kali ini mereka melampiaskannya ke sebuah mesjid, tempat suci yang digunakan untuk menyembah Allah. Pikiran sesat kelompok ini barangkali beranggapan bahwa jamaah mesjid itu sedang mengabdi kepada setan, bukan kepada Tuhan. Menurut pikiran sakit teroris, jamaah mesjid yang penganut sufi adalah pelaku bid'ah, sesat dan kafir, sehingga layak digiring ke "neraka". Benar-benar sakit jiwa. 

Entah sampai kapan orang-orang yang mabuk syari’at dengan pemahaman dangkal ini berhenti melakukan kebiadaban mengatasnamakan agamanya. Aku teringat quote indah dalam film My Name is Khan, “Di dunia ini hanya ada dua manusia, manusia baik dan manusia jahat. Manusia baik melakukan kebaikan dan manusia jahat melakukan kejahatan. Itulah perbedaan mendasar manusia.” Agak jahannam memang saat penjahat memakai make-up agama untuk menutupi kebusukan mereka. Mau berbicara tentang ukhuwah dengan mereka? Tunggu dulu, iblis mana pernah mengenal kata ukhuwah. Sontoloyo.[]

Baca juga: Mereka-mereka yang Telah Membunuh "Tuhan" 

Boikot

http://ncclinked.com


Nyak Ni hari ini datang ke rumah, beliau mengeluh pada ibuku, ia baru saja di-PHK pemilik rumah makan tempatnya bekerja. Nyak Ni bersedih, terkadang air mata jatuh membasahi keriput-keriput di pipinya. Ia memiliki beberapa anak, satu anaknya bahkan masih kecil. Suaminya telah meninggal tahun lalu. Belum lepas dari ingatan rasa rindu kepada suaminya, kini bayangan harus mencari kerja di mana menghantuinya.

Nyak Ni tidak mempermasalahkan kantornya, ia tidak juga mempermasalahkan bosnya. Kantornya memberinya upah yang layak, memperlakukannya dengan baik. Sangat baik. Tapi akhir-akhir ini kantornya diserang rumor busuk, bahkan cenderung bernada fitnah.

"Jangan makan di warung itu, makanan di warung itu mengandung zat-zat kimia yang merusak tubuh. Warung itu didapati memakai daging ayam tiren dan daging babi. Warung makan itu kami haram dikunjungi." Nyak Ni menuturkan kembali rumor-rumor yang marak beredar dengan air mata berlinang. 

Nyak Ni sampai harus beristighfar berkali-kali mendengar hal semacam itu, fitnah-fitnah busuk disebar dengan massif. Orang-orang mulai jijik mendengar nama rumah makan itu. Restoran mulai bangkrut. Nyak Ni dan beberapa karyawan lain yang menggantungkan hidupnya di sana terpaksa menelan ludah dan air mata. Nyak Ni, para karyawan bahkan pemilik warung makan sudah melakukan klasifikasi bahwa itu hanya fitnah. Hal itupun nampaknya sia-sia.

Beberapa hari setelah Nyak Ni bersilaturrahmi di rumah, aku melihat rumah makan tempat Nyak Ni kerja sudah tutup. Namun, fenomena menarik terjadi. Sebuah restoran dengan gaya baru, berdiri. Restoran ini mengangkat jargon, "Rumah makan halal, tanpa penyedap dan tanpa unsur babi." Kalimat ini seolah-olah ingin meneguhkan keberkahannya, juga sekaligus menginjak restoran yang sudah runtuh di seberang. Berdiri di atas kesedihan Nyak Ni.

Aku iseng bertanya kepada masyarakat setempat. Warung makan baru ini katanya muncul hanya beberapa hari setelah warung makan yang dianggap “haram” itu ditutup. Sekarang warung makan ini selalu penuh dan ramai, seperti warung makan yang sudah tutup di sebelahnya.

Aku kemudian bertanya kepada beberapa orang, apakah pemilik restoran baru itu terlibat dalam menyebarkan rumor dan berita fitnah terhadap restoran Nyak Ni yang sudah tutup itu. Sebagian mereka tidak tahu, tapi sebagian yang lain mengiyakan. Sebelum pulang, dari luar restoran aku melihat seorang pria berdiri angkuh menatap ke luar jendela, tersenyum ke arah rumah makan Nyak Ni yang telah bangkrut.

Dalam perjalanan pulang, aku kembali teringat pesan Bob Sadino ketika ditanya bisnis apa yang bagus. Kakek Bob saat itu menjawab, "Bisnis yang bagus ialah bisnis yang dibuka, bukan yang ditanyakan." Kalau saja Kakek Bob masih hidup, mungkin aku akan berkata padanya: "Cara berbisnis bagus ialah dengan cara menjatuhkan bisnis orang lain, lalu berdiri di atasnya."

Jalanan masih basah, sisa-sisa hujan tadi malam. Di tengah perjalanan, aku menyempatkan singgah di salah satu gerobak bakso pinggir jalan. Mengunyah bakso di musim hujan bisa menghadirkan kehangatan tersendiri dalam tubuh, walaupun harus terpaksa melihat orang lain dengan pasangan-pasangan sok romantis (kalau ini bukan bikin hangat suasana, tapi tambah panas tubuh dan hati. Panas banget.

Saat sedang makan bakso, seorang pengunjung yang duduk sendiri di ujung berteriak. "Apa-apaan ini, kok bisa ada kecoa dalam mangkuk baksoku."

Pengunjung lain yang mendengar itu terkejut, beberapa terlihat mulai jijik, bahkan seorang wanita memuntahkan sisa-sisa mie di mulut ke wajah kekasihnya. Pemimpin gerobak bakso bergegas ke pengunjung itu, melihat kejadian sebenarnya. Ia sangat yakin, sangat tidak mungkin kecoa kecil itu jatuh ke dalam panci kuah baksonya.

"Kalau Mas masih tidak percaya, silahkan cek panci kuah bakso saya. Tidak ada hal aneh-aneh di sana. Sebelum jualan, saya sudah pastikan ngak ada hal seperti itu. Sayapun tidak tahu mengapa bisa ada kecoa di mangkuk bakso itu."

Dengan lembut ia tetap meminta maaf, dan akan mengganti kerugiannya. Mendengar hal itu bukannya malah memaafkan, ia malah semakin lantang berteriak dan memprovokasi pengunjung lainnya. 

Pelayan yang dari tadi hanya diam dan melihat, mulai marah melihat bosnya dimaki di depannya. Dengan lantang iapun berkata dengan nada tinggi. 

"Jangan-jangan Kau sendiri yang meletakkan kecoa itu yah? Hati-hati kalau ngomong, kami enggak pernah melakukan hal biadab seperti itu."

Keributan yang lebih besar hampir saja terjadi, untung pemilik gerobak bakso langsung menenangkan temannya. Ia cepat-cepat minta maaf sekali lagi kepada pelanggan yang sedang marah itu, juga pada semua pengunjung. 

Semua pengunjung yang terlihat sedang makan bakso semakin keheranan, benarkah bakso yang mereka makan itu mengandung kecoa?

Dari jauh, saat berpaling, sekilas aku menangkap senyum iblis terpantul di wajah pengunjung “kecoa” itu. Mirip senyum pemilik restoran yang tadi kulihat.[]

Hoax: Arab Saudi Peringati Maulid Nabi Muhammad Saw

King Salman (Foto: Reuters)

Tadi pagi Khalid Muddatstsir mengirimkan link berita thaqfny.com. Berita ini bersumber sebuah website berbagi "berita". Situs ini mengabarkan Arab Saudi mengumumkan libur resmi nasional bagi seluruh karyawan negeri maupun swasta pada tanggal 30 November mendatang dalam rangka menyambut maulid Nabi Muhammad Saw. Ia mendapati berita ini dishare dari sebuah grup Whatshapp.



Khalid yang ragu-ragu melihat isi konten berita membagikan link  tersebut kepada saya. Ia meminta saya melacak kebenaran konten berita ini bersama. Menurutnya, berita-berita model begini cenderung hoax, omong kosong. Kenapa? Salah satu alasan paling logisnya, selama ini pemerintahan Kerajaan Saud yang beraqidah Salafi Wahabi tidak pernah secara resmi menyelanggarakan peringatan maulid.


Nah, setelah menelusuri berbagai situs media populer dan terakredirasi--yang berbasis Arab Saudi seperti: Al-Watan, Al-Riyadh, OkazAl-Jazirah (bukan Al-Jazeera),Al-Sharq,dan lain-lain--tidak satupun memuat berita seperti ini.

Seharusnya, jika berita tentang libur resmi nasional maulid ini benar, maka hal paling logis ialah dua raksasa media Timur Tengah, Al-Arabiya dan Al-Jazeera tidak luput memberitakannya. Berita heboh seperti ini berpotensi besar menjadi headline news, bahkan bisa dalam barisan sejajar dengan berita skandal korupsi dan perebutan kekuasaan di tubuh kerajaan Saudi.

Pertama dalam sejarah pemerintahan Arab Saudi secara resmi mengadakan libur nasional memperingati maulid Nabi Muhammad Saw. Berita seperti ini akan menggemparkan dunia Arab bahkan dunia Islam. Jika benar, masyarakat dunia Islam akan gempar dan bertanya-tanya.

"Ada apa dengan Arab Saudi? Apa pemerintahan King Salman sudah menjadi Asy'ari...?"

Mengapa berita ini cenderung hoax? Pertama, konten berita terlalu heboh menggemparkan, untuk tidak kita katakan mustahil; kedua, berita sejenis tidak dimuat di media resmi yang berbasis di Arab Saudi seperti di atas; ketiga, berita yang disebarkan oleh thaqfny.com ini dikutip oleh beberapa situs pengelola website dengan narasi yang sama, bahkan sebagian copy paste permanen.

Berita serupa juga dimuat di shfaqna.com, arby.today, khaleeyjnews.com, saudi365.co, elqanah-news.com, dengan sumber yang sama dan tidak jelas, thaqfny.com. Rasa-rasanya ini dibuat oleh orang atau kelompok yang sama. Wallahu A'lam.

Sebelum kami selesai menelusuri berita heboh ini, seseorang kembali terjebak mengirim link berita hoax tersebut ke sebuah grup Whatshapp berisi ratusan orang yang saya ikuti. Berita heboh seperti ini memang cukup menarik, membuat jari-jari gatal untuk menyebarkan informasi yang dianggap "agung" ini. Dan ternyata berita ini sudah menyebar dengan massif di banyak grup dan media sosial. 

Berhati-hatilah menyebarkan berita apapun. Bukan hanya di Indonesia, di dunia Arab juga banyak bertebaran situs hoax dengan tujuan yang kita tidak tahu.

Untuk sementara kita menganggap berita ini omong kosong, hoax, sebelum kita mendengar pernyataan resmi pemerintahan Arab Saudi melalui jaringan media resmi terpercaya. Sebenarnya, saya sangat berharap berita ini benar adanya, sudah lama saya berdoa agar Arab Saudi kembali menjadi negeri beraqidah Asy'ari. Walaupun saya tahu, di saat yang sama, King Salman dan ulama Salafi Wahabi sedang mendoakan saya dan masyarakat dunia menjadi Wahabi.[]