Foto bersama Bapak Dedet Surya Nandika |
Pagi itu saat membaca sebuah postingan di beranda facebook aku bertanya kepada kakak. “Kak, peu lon na dikira blogger?” Saya ragu-ragu apakah saya masuk katagori blogger atau tidak. Bagaimana definisi bloger sebenarnya saya kurang mengerti.
“Na, droe na blog dan na postingan, berarti dianggap blogger. Yah, walaupun kadang postingan droe hana jelas meunan” Ia tertawa, menurut kakakku—yang juga seorang alumni jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Ar-Raniry—definisi blogger yang cukup sederhana adalah orang yang menulis di blog. Mendengar penjelasan singkat ini, berarti aku termasuk salah satu blogger. I am blogger I am very happy. Sesederhana itu.
Pemerintah Indonesia di bawah Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) mengadakan acara Flash Blogging. Melihat kalimat pemerintah dan Flash Blogging, pikiran sempitku langsung terbayang tugas pemerintah dalam upaya memberantas kemiskinan dan pengangguran nasional. Aku sempat berfikir, mungkin ini program pemerintah untuk meningkatkan mutu blogger Indonesia khususnya Aceh agar bisa menghasilkan rupiah melalui blog.
Tanpa berfikir panjang, aku langsung mendaftar saat itu juga setelah bertanya kepada kakak seperti cerita singkat di atas. Saat mendaftar, yang ada dipikiranku saat itu hanya cara bagaimana menghasilkan duit dari blog, itu saja. Pikiran yang sangat materialistis kurasa.
Lebih tidak waras lagi, bukan hanya berfikir mendapatkan uang dari blog, aku juga sempat berkhayal bisa mendapatkan pasangan hidup dari blog. Siapa tahu kan di sini kita bisa jumpa seseorang misalnya? Yah, hitung-hitung selain mengurangi angka kemiskinan, juga bisa meminimalisir jumlah penganguran asmara di Aceh—yang sudah masuk ke tahap memprihatinkan.
“Na, droe na blog dan na postingan, berarti dianggap blogger. Yah, walaupun kadang postingan droe hana jelas meunan” Ia tertawa, menurut kakakku—yang juga seorang alumni jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Ar-Raniry—definisi blogger yang cukup sederhana adalah orang yang menulis di blog. Mendengar penjelasan singkat ini, berarti aku termasuk salah satu blogger. I am blogger I am very happy. Sesederhana itu.
Pemerintah Indonesia di bawah Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) mengadakan acara Flash Blogging. Melihat kalimat pemerintah dan Flash Blogging, pikiran sempitku langsung terbayang tugas pemerintah dalam upaya memberantas kemiskinan dan pengangguran nasional. Aku sempat berfikir, mungkin ini program pemerintah untuk meningkatkan mutu blogger Indonesia khususnya Aceh agar bisa menghasilkan rupiah melalui blog.
Tanpa berfikir panjang, aku langsung mendaftar saat itu juga setelah bertanya kepada kakak seperti cerita singkat di atas. Saat mendaftar, yang ada dipikiranku saat itu hanya cara bagaimana menghasilkan duit dari blog, itu saja. Pikiran yang sangat materialistis kurasa.
Lebih tidak waras lagi, bukan hanya berfikir mendapatkan uang dari blog, aku juga sempat berkhayal bisa mendapatkan pasangan hidup dari blog. Siapa tahu kan di sini kita bisa jumpa seseorang misalnya? Yah, hitung-hitung selain mengurangi angka kemiskinan, juga bisa meminimalisir jumlah penganguran asmara di Aceh—yang sudah masuk ke tahap memprihatinkan.
Ke Permata Hati
Pagi ini aku berangkat buru-buru menuju tempat pelaksanaan acara seminar Flash Blogging di hotel Permata Hati. Sebelum berangkat, aku sempat bertanya di mana pastinya lokasi hotel Permata Hati.
“Pas di belakang kantor harian Serambi Indonesia,” jawab kakakku penuh mantap. Penuh rasa percaya diri. Tanpa berpikir panjang, aku langsung meluncur ke Permata Hati, di belakang kantor Serambi Indonesia.
Nasib sial pagi menjebakku, sesampai di hotel Permata Hati. Petugas security mencegatku di pintu masuk.
“Ada acara apa Bang kemari?”
“Acara Flash Blogging, benar kan di sini acaranya?”
“Bukannya acaranya besok ya? Hari ini enggak ada acara di sini.”
“Jiakh… Yang betol Bang. Saya yakin jadwalnya hari ini. Hari Selasa,” bantahku sambil menampakkan jadwal kegiatan dengan rasa percaya diri.
“Ini bukan di Permata Hati Bang, tapi di hotel Grand Permata Hati. Beda.” Petugas itu tertawa.
“Beda Bang ya…?” Aku berakhir cengar-cengir bak orang bodoh kehausan di tengah kolam renang. Benar-benar konyol.
“Pas di belakang kantor harian Serambi Indonesia,” jawab kakakku penuh mantap. Penuh rasa percaya diri. Tanpa berpikir panjang, aku langsung meluncur ke Permata Hati, di belakang kantor Serambi Indonesia.
Nasib sial pagi menjebakku, sesampai di hotel Permata Hati. Petugas security mencegatku di pintu masuk.
“Ada acara apa Bang kemari?”
“Acara Flash Blogging, benar kan di sini acaranya?”
“Bukannya acaranya besok ya? Hari ini enggak ada acara di sini.”
“Jiakh… Yang betol Bang. Saya yakin jadwalnya hari ini. Hari Selasa,” bantahku sambil menampakkan jadwal kegiatan dengan rasa percaya diri.
“Ini bukan di Permata Hati Bang, tapi di hotel Grand Permata Hati. Beda.” Petugas itu tertawa.
“Beda Bang ya…?” Aku berakhir cengar-cengir bak orang bodoh kehausan di tengah kolam renang. Benar-benar konyol.
Memalukan, semangat menggebu-gebu agar bisa tiba tepat waktu tanpa dibarengi dengan informasi yang baik dan tepat membuatku tersesat pagi ini. Dan akhirnya aku harus melanjutkan perjalanan menujut hotel Grand Permata Hati, bukan Permata Hati. Ada Grand-nya. Sial.
Acara Flash Blogging
Nasib untung, belum sial betul rupanya. Acara Flash Blogging ternyata molor karena beberapa pembicara masih mengikuti acara memperingati MOU Helsinki di Blang Padang.
Flash Blogging yang mengangkat tema besar “72 tahun RI, Indonesia Kerja Bersama” memang diadakan dalam momentum memperingati kemerdekaan Indonesia yang sudah memasuki usia 72 tahun.
Acara dibuka oleh Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik yang diwakili oleh Direktur Kemitraan dan komunikasi, Dedek Suryandika. Dalam kata sambutannya Bapak Dedek menjelaskan pentingnya peranan teknologi informasi saat ini.
Bapak Dedek berharap para blogger dari Aceh bisa berkontribusi yang baik dalam memproduksi konten-konten positif. Dalam perkembangan teknologi informasi ini beliau turut menyesalkan banyaknya tersebar konten-konten negatif yang tidak bertanggung jawab. Konten-konten seperti ini menjadi masalah dalam kehidupan—termasuk kehidupan berbangsa dan bertanah air.
Konten-konten negatif merusak segala lini masyarakat jika diproduksi dan disebarkan secara massif. Sebagai masyarakat, khususnya para blogger, kita harus menerapkan prinsip tabayyun terhadap sebuah isu yang sedang berkembang di masyarakat.
“Kita haruslah tabayyun dulu saat melihat sebuah berita. Jangan sampai jempol kita, lebih cepat dari otak,” pesan Bapak Dedek.
Perkembangan teknologi berkembang cukup kencang. Informasi mengalir cukup deras, dan sering kali sulit dikontrol dan difilter dengan baik. Rumor tidak jelas, informasi sesat menyesatkan dan kabar-kabar hoax berseliweran di penjuru media sosial. Informasi tersebar tanpa saring, dan kerap diterima begitu saja oleh masyarakat. Hal ini akhirnya berakibat negatif terhadap kehidupan bermasyarat dan bertanah air.
Bapak Dedet Surya Nandika juga turut berpesan dan mengajak para blogger agar mengisi kemerdekaan dengan terus memproduksi konten-konten positif, bermanfaat dan menyejukkan. Konten yang disebarkan tidak boleh bersifat provokasi, adu-domba ataupun memperkeruh suasana.
Aku sangat setuju dengan Bapak Dedet, segala informasi harus kita saring dan kita verifikasi terlebih dahulu sebelum kita menyebarkannya. Informasi seperti ini bukan hanya menyesatkan orang lain, tapi juga menyesatkan kita, seperti halnya aku tadi pagi saat berusaha mencari hotel Permata Hati, yang ternyata Grand Permata Hati. Konyol dan memalukan bukan?
Acara Flash Blogging ini ternyata cukup menarik, meskipun sebagian sudah banyak yang sudah kami pahami tapi tetap saja kami memperoleh ilmu-ilmu baru yang bermanfaat dan langsung kita dengar dari pakarnya. Seperti Bang Andi Basodjaya yang memaparkan tentang menulis kreatif, juga Bapak Saifuddin Bantasyam yang menjelaskan tentang kerja sama dalam kemajemukan, dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika.
Dan ternyata, sampai selesai acara Flash Blogging, pemateri sama sekali tidak menyinggung tentang bagaimana menghasilkan rupiah dari blog, apalagi mendapatkan pasangan.[]
EmoticonEmoticon